Pertentangan Sosial Dan Integrasi Dalam Bermasyarakat

18.49

Pertentangan Sosial Dan Integrasi Dalam Bermasyarakat


Latar Belakang

  Dalam bermasyarakat selalu saja ada permasalahan dan pro kontra , salah satunya penyebabnya adalah:
                        ·         Perbedaan Kepentingan

Maksudnya adalah setiap individu pasti mempunyai pendapat atau kepentingan yang berbeda dengan yang lainnya. Terkadang dari pendapat atau kepentingan tersebut bisa menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir secara damai atau sebaliknya berakhir secara anarkis. 
 ·         Diskriminasi                       
 Diskriminasi secara harfiah berarti "perbedaan". Diskriminasi ini memiliki arti       memperlakukan orang secara berbeda atau kelompok (biasanya minoritas) berdasarkan karakteristik yang berbeda seperti asal, ras, asal negara, agama, keyakinan politik atau agama, kebiasaan sosial, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, cacat, usia, dll.

               untuk selengkapnya mari kita bahas dibawah ini.



A.    Pertentangan Sosial
      
Pertentangan adalah suatu konflik yang di mana konflik ini memiliki suatu fakta yang  berlawanan dengan pihak lain yang  menimbulkan suatu masalah yang pelik apabila konflik atau pertentangan ini tetap ada dan tanpa ada yang namanya perdamaian dari kedua belah pihak. Sedangkan sosial sendiri mempunyai makna “masyarakat”. Sedangkan pertentangan sosial sendiri adalah suatu kegiatan  yang menentang ilmu - ilmu sosial yang biasanya terjadi karena kesalahpahaman. contoh pertentangan sosial adalah tawuran, kerusuhan, perang antar suku.
Konflik adalah bentuk tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu. Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang.
Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
·         Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
·         Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
·         Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
·         Elimination:
Adalah pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
·         Subjugation atau domination:
Adalah orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
·         Mjority Rule:
Adalah suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
·         Minority Consent:
Adalah kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama.
·         Compromise:
Adalah kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
·         Integration:
      Adalah pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

           
B. Integrasi Sosial
      
      Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Adapun definisi lain tentang integrasi adalah sebagai berikut:
·        Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
·        Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan integrasi sosial adalah  proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Fungsi integrasi sosial sendiri agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
·         Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
·         Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Adapun bentuk-bentuk integrasi sosial ada 2, yaitu:
·         Asimilasi
yaitu pembauran Kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
·          Akulturasi
yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Akulturasi juga dipengaruhi 2 faktor, faktor internal dan faktor eksternal. Berikut adalah penjelasan tentang faktor akulturasi.
1.      Faktor internal
§  Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
§  Tuntutan kebutuhan
§  Jiwa dan semangat gotong royong
2.      Faktor eksternal
§  Tuntutan perkembangan zaman
§  Persamaan Kebudayaan
§  Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam bermasyarakat
§  Persamaan visi, misi, dan tujuan
§  Sikap toleransi
§  Adanya consensus nilai
§  Adanya tantangan dari luar
Contoh kasus pertentangan sosial dan integrasi dalam bermasyarakat
Seperti peristiwa di Bima, Nusa Tenggara Timur, terjadinya pertumpahan darah karena adanya perselisihan antara warga dengan perusahaan pertambangan yang akan membuka lahan pertambangan di wilayah tersebut namun di tolak oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Untuk mengurangi kasus-kasus seperti itu setiap individu harus menanamkan menanamkan sikap dan kesediaan menenggang dan sikap terbuka golongan penguasa sehingga meniadakan kemungkinan deskriminasi.


C.Penutup
  Kesimpulan
     
      Sumber konflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional. Banyak faktor yang bisa memicu konflik(pertentangan) sosial seperti: perbedaan pendapat atau kepentingan, persaingan antar individu bahkan kelompok, adanya salah paham, dan lain-lain
Saran           
      Untuk mengurangi konflik-konflik tersebut, setiap individu harus menanamkan menanamkan sikap dan kesediaan menenggang dan sikap terbuka golongan penguasa sehingga meniadakan kemungkinan deskriminasi. Dan setiap masala tidak lah perlu diselesaikan dengan kekerasan ata bahkan dengan pertumpahan darah. Setiap perdebatan bisa diselesaikan dengan musyawarah agar Indonesia ini semakin damai

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images